Wayang sasak merupakan kesenian tradisi dalam bentuk wayang kulit yang ada di pulau Lombok Provinsi NTB. Sebagai salah satu kesenian wayang warisan budaya leluhur yang ada di indodesia, wayang sasak dahulu berfungsi sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama islam di Pulau Lombok dengan cerita serat menak yang diadopsi dari Persia tentang hikayat Amir Hamzah.
Selain berfungsi sebagai media dakwah, wayang sasak juga berfungsi sebagai media hiburan yang sering di pentaskan dalam acara syukuran seperti acara pernikahan, hitanan, dan bahkan berkembang sebagai media untuk mengkampanyekan program-program pihak pemeritah maupun swasta, baik program secara pribadi maupun kelompok. Dari banyaknya fungsi tersebut, wayang sasak selama ini masih mempertahankan penyajiannya secara tradisi dalam bentuk pementasan wayang yang dimainkan oleh seorang dalang beserta para pengrawit ( pemain musik).

Berbicara kesenian wayang sasak erat kaitannya dengan sosok dalang yang memainkan cerita dalam pewayangan. Jumlah dalang di Lombok sendiri berjumlah kurang lebih 40 orang dan setiap dalang memiliki karakter dalam mementaskan wayang sasak, salah satunya adalah H.L. Nasip AR, beliau merupakan dalang senior yang setiap pementasanya sangat disukai oleh masyarakat Lombok karena komedi yang ditampilkan dalam pementasan wayang sasak membuat penonton terhibur.
Sebagai upaya Pelestarian Kesenian Tradisi Wayang Sasak, yayasan Bale Agung Ajar Wali mengadakan program Dokumentasi Dalang Wayang Sasak. Program ini baru berjalan 2 (dua) minggu dan baru mengunjungi 6 (enam) Dalang yang ada di Lombok. Hasil dari kegiatan ini nantinya berupa buku biografi tetang dalang-dalang yang ada di Lombok.